Jumat, 26 Desember 2008

Komunis di Indonesia

Palu-Arit di Tanah Indonesia
Oleh : Ridho Ramadhan Nasution *

Gerakan 30 September atau dikenal dengan “Gestapu”, mengisyaratkan tentang sebuah konspirasi politik dalam hal penggulingan kekuasaan era Soekarno. Sebuah Coup-deta terhadap kepemimpinan Soekarno yang begitu hebat-hebatnya menolak keberadaan Kapitalisme Global yang di bahasakan oleh Soekarno sebagai sebuah Imperialisme Modern. Tulisan ini tidak mengkaitkan keberadaan Soekarno di tubuh Komunis Indonesia, terlebih lagi keterlibatan Komunis Indonesia atau Soekarno dalam sebuah cidera politik bangsa ini yaitu Gestapu. Tetapi lebih kepada pertanyaan; siapa dan apa itu golongan Komunis Indonesia?.
Lahirnya Komunis Indonesia
Karl Marx menyatakan bahwa sejarah merupakan perjuangan kelas. Ketika konsep ini diadopsi ke tanah air oleh beberapa orang, antara lain; Sneevliet, Semaun, Tan Malaka; rakyat pun banyak yang menerima gagasan ini dengan tangan terbuka. Mereka menganggapnya sebagai sebuah kebijaksanaan yang arif dari para pemimpin-pemimpinnya yang pintar, semuanya mereka percayai akan membawa kebaikan dalam kehidupannya. Maka jadilah sebuah konsep Sosialis ala Marx yang dieliminir lagi oleh suatu gerakan bernama Komunis dan secara konkrit termanifestasikan di dalam tubuh Perserikatan Komunis di Hindia Belanda.
Keadaan buruk yang terjadi pada tahun-tahun 1917-1918 tidaklah disangkal oleh berbagai organisasi Pergerakan Indonesia, baik yang berhaluan Revolusioner maupun Ko-operatif, bahkan pihak kolonial Belanda pun tidak dapat menyangkal keadaan Hindia Belanda yang mengalami kemiskinan dan kelaparan pada masa itu. Keadaan sosial yang buruk merupakan tantangan bagi pemikir politik sosial Indonesia. Mereka mulai mencari solusi terhadap latar belakang kondisi sosial yang pincang ini dan saling mengajukan berbagai konsep untuk menyelesaikannya.
Kelompok Marxis mengajukan sebuah konsep dalam membahas realitas sosial ini, dan tokoh utamanya adalah Hendricus Fransiscus Marei Sneevleit, ketua ISDV. Sneevliet bersama kaum ISDVnya berhasil mempengaruhi sekelompok angkatan muda, mulai dari Semaoen, Alimin, Musso dan H. Misbach. Dari Sneevliet lah mereka belajar menggunakan analitis Marxis untuk memahami realitas sosial yang dialami. Mereka berpendapat bahwa sebab dari kesengsaraan rakyat Indonesia adalah akibat dari Struktur kemasyarakatan yang ada, yaitu Struktur masyarakat tanah jajahan yang diperbudak oleh kaum kapitalis.
Paham komunisme muncul di Nusantara dihantarkan oleh seorang bernama; Hendricus Josephus Prancisius Marie Sneevliet lewat ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereniging) yang dideklarsikan di Semarang pada Mei 1914. ISDV, Persatuan Sosialis Demokrat di Hindia Belanda semangkin menemukan bentuk perlawanannya terhadap Imperium Belanda dan untuk memperluas pengaruhnya, kemudian kaum muda ISDV melakukan infiltrasi kedalam tubuh sarekat Islam (SI). Semaoen, Tan Malaka, Darsono, Alimin yang masih berusia muda bersama kawan-kawan muda lainnya mulai menarik garis perjuangan yang tegas dengan memberikan pengaruh terhadap anggota dan pimpinan yang berasal dari golongan muda Sarekat Islam.
Sesudah mempengaruh SI (Sarekat Islam) lalu muncullah sempalan SI yang dikenal dengan Sarekat Islam Merah atau Sarekat Rakyat, hingga kepada lahirnya Perserikatan Komunis di Hindia Belanda pada tanggal 23 Mei 1920 yang diketuai Semaun. Dalam kongres Juni 1924, nama PKH di ubah menjadi PKI, partai progressif modern pertama yang lahir di Indonesia. Propaganda yang mereka sampaikan dan bawakan kepada rakyat merupakan perlawanan yang didasarkan kepada mitos Ratu Adil, Marxisme yang ternyata mampu menarik perhatian hati Buruh dan Tani yang pada saat itu memang sangat menderita, untuk lepas dari ‘perbudakan’ Imperialisme.
Kampanye Progressif dan Pemberontakan 1926
Sebagai sebuah golongan yang progressif, maka Komunis Indonesia kerap melakukan berbagai pemberontakan dan perlawanan dalam rangka mengusir pihak kolonial Belanda dari tanah Indonesia. Kampanye agresif yang dilakukan oleh Komunis Indonesia pada kurun waktu 1926-1927 memang telah memikat rakyat kecil. Untuk mendapatkan dukungan dari kaum tani maka PKI (Partai Komunis Indonesia) mengajukan sebuah konsepsi pemikiran yang membawa rakyat pada sebuah perbaikan nasib dengan mengusung kemerdekaan dari penjajahan Kolonial Belanda dan berlanjut kepada sebuah pelaksanaan Landreform. Sedangkan untuk memperoleh dukungan dari golongan buruh, diselenggarakan kegiatan-kegiatan untuk kesejahteraan sosial dengan program pemberantasan buta huruf dan pelatihan kerajinan, dan seni drama, di samping tugas pokok untuk menyelenggarakan kursus politik dan penggalangan kekuatan.
Pemberontakan Desember 1926 yang direncanakan melalui pertemuan Prambanan pada Mei 1926 yang memutuskan untuk melakukan pemberontakan di Sumatera. Pemberontakan yang dipersenjatai lengkap dan direncanakan untuk mengusir kolonial Belanda di daerah pegunungan sekitar Padang pun pecah. Tapi pemberontakan ini hanya bertahan 2 minggu, karena selanjutnya KNIL, tentara bentukan Hindia Belanda, berhasil mengendalikan suasana. Pada akhirnya kudeta yang direncanakan dan dilancarkan ini tidak banyak artinya. Akibat dari pemberontakan ini, kira kira 13.000 orang ditahan,. Dan lebih dari 800 orang diasingkan dan berita ini selanjutnya ditambah dengan dilarangnya PKI dan gerakan buruh yang sealiran di zaman Hindia Belanda.
Pemberontakan yang terjadi di Silukang, Sumatera Barat, pada 1926, yang Gerakannya dimotori oleh PKI (Partai Komunis Indonesia), menjadikan tahun 1926-1927 adalah tahun permulaan berbagai reaksi perjuangan kekuatan revolusi mengusir kolonial Belanda. Masa-masa dimana juga memuncaknya ide perjuangan dan persatuan dalam menggalang kekuatan-kekuatan revolusi untuk menentang kolonial Belanda. Ini adalah yang dalam pemikiran Soekarno sebagai memuncaknya gerakan rakyat yang revolusioner dan keharusan dalam menyatukan kekuatan yang sedang memuncak tersebut. Sebuah persatuan yang harus di dorong untuk mencapai Indonessia Merdeka.
Sedikit Tentang Cidera Politik ’65
Sedikit mengenai kesejarahan komunis di Indonesia, diluar, apakah paham Komunisme itu bertentangan dengan kondisi Ke-Indonesi-an, bahwa pergolakan untuk merebut kemerdekaan negeri ini tidak dapat dilepaskan dari gerakan progressif yang dilancarkan oleh golongan Komunis Indonesia. Hanya saja sebuah penistaan politik dan stigmaisasi pada peristiwa Gestapu 1965, dimana PKI “dituduh” sebagai dalangnya telah membawa sebuah perubahan besar di dalam perpolitikan Indonesia. Mereka yang dituduh PKI, sengaja dibunuh dan dihabisi, dipenjara tanpa ada proses pengadilan. Memberangus golongan komunis pada era itu dianggap sebagai sebuah tindakan yang diperbolehkan dan dianggap baik.
Soekarno, setelah meletusnya peristiwa Gestapu dipaksa untuk membubarkan PKI, tapi ternyata PKI tidak dibubarkan oleh Soekarno. Menjadi pertanyaan, kenapa Soekarno tidak mau melakukannya.?, apakah Soekarno begitu harmonis dengan golongan Komunis Indonesia. Ada sebuah asumsi yang hadir dari begitu peliknya konspirasi politik di pertengahan tahun 1965 ini. Pertama, Soekarno tidak membubarkan PKI, karena hanya partai ini, di masa kepemimpinan Soekarno, yang begitu revolusioner untuk menutup ruang masuknya kapitalisme melalui modal asing ke Indonesia. Kedua, PKI merupakan jalan dan kunci untuk mempertahankan kekuatan politik Indonesia di dunia Internasional melalui kedekatan Indonesia dengan Cina dan Uni Sovjet, yang didukung dengan poros Jakarta-Peking-Pyongyang, sebagai pembendungan terhadap masuknya pengaruh Imperialisme modern di Asia.
Selanjutnya bagaimanakah pandangan Soekarno mengenai Komunisme Indonesia.?, Kenapa dia menggunakan konsepsi pemikiran sosio nasionalisme dan sosio-demokrasi.?, yang begitu dekat dengan cita masyarakat komunal. Hal ini terangkum di dalam DBR Jilid-I hal 175-176, sebagai berikut; “Sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi bukanlah angan-angan komunis. Pernah saya terangkan, bagaimana seorang pemimpin, Jean Jaures yang bukan komunis, juga menghendaki demokrasi politik dan demokrasi ekonomi. Dan didalam salah satu karanganya saja dulu sudah dikatakan pula, bahwa juga Dr. Sun Yat Sen mencela ‘demokrasi’ ala Revolusi Perancis atau ala Inggeris, Nederland dll. Itu. Pun pemimpin pemimpin lain sebagai Gandhi, Nehru-muda, dll., mencela demokrasi yang demikian. Memang orang tak susah untuk menjadi komunis, buat melihat didalam negeri-negeri ‘demokrasi’ itu, sebahagian besar dari kaum rakyat adalah tertindas oleh kapitalisme. Orang tak susah menjadi komunis buat melihat bahwa ‘demokrasi’ negeri-negeri itu adalah demokrasi borjuis saja. Kontra angan-angan demokrasi borjuis ini kaum marhaen harus bercita-cita dan menghidup-hidupkan sosio demokrasi, yakni demokrasi politik dan demokrasi ekonomi. Dan kontra nasionalisme borjuis kita taruhkan kita punya nasionalisme.”
Kesimpulan yang dapat ditelaah apabila kita memahami siapa itu Soekarno dan Komunis Indonesia, dan apa yang menjadi pemikirannya adalah; Pertama, Komunis Indonesia di pahami sebagai sebuah golongan yang secara konsisten terus melakukan perlawanan terhadap Kapitalisme dan berkembangnya Imperialisme modern di tanah Asia. Kedua, dalam politik stabilitasnya Soekarno memerlukan kekutan politik peyeimbang di masa-masa Indonesia mengalami kemelaratan, kemiskinan, dan chaos di mana-mana. Dan sekali lagi tanpa menyinggung cidera politik negeri ini, bahwa golongan Komunis Indonesia juga memiliki nilai perjuangan dalam memberikan kemerdekaan di negara ini, dan selanjutnya sejauh stigmaisasi yang terus melekat tentang bahwa PKI itu pembunuh, pemerkosa, dan perebut hak rakyat maka sejauh itu pula komunis Indonesia akan menjadi “najis” negeri ini.

# # #
*)Penulis adalah aktivis GmnI Cab. Kota Medan
Komisariat FISIP USU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar